Menunaikan
ibadah haji dan umrah adalah salah satu ibadah yang diimpikan oleh banyak kaum muslimin
di seluruh dunia. Pasalnya, ibadah ini merupakan salah satu rukun Islam yang
wajib ditunaikan oleh umat Islam, bagi yang mampu untuk melaksanakannya. Oleh
karena itu, ketika berkesempatan untuk menunaikan ibadah agung ini, tidaklah
mengherankan jika seorang muslim berpamitan kepada kerabat serta handai tolan
dan meminta doa untuk orang pergi haji.
Sebagai
seorang muslim, kita perlu menyadari bahwa ibadah adalah hak khusus bagi Allah subhanahu
wa ta’ala. Suatu ibadah hanya akan diterima jika dilaksanakan dengan niat
yang ikhlas karena Allah dan dengan mengikuti tuntunan yang dicontohkan oleh
nabi Muhammad shalalllahu ‘alaihi wa sallam. Tanpa keduanya, ibadah yang dilakukan dapat
menjadi suatu hal yang sia-sia belaka, dan berpotensi menjerumuskan pelakunya
ke dalam dosa.
Oleh
karena itu, sebelum melakukan berbagai ibadah, setiap muslim dituntut untuk
mempelajari tata cara pelaksanaan ibadah tersebut dengan baik. Demikian pula
sebelum menunaikan ibadah haji, sudah sepatutnya setiap calon haji mempelajari
dulu tata cara haji yang disyariatkan berdasarkan Alquran dan hadis-hadis yang
sahih.
Selain
itu, jika calon haji ingin mengikuti tradisi masyarakat yang biasa dilakukan
sebelum orang berangkat ataupun pulang haji, pastikan bahwa tradisi tersebut
tidak bertentangan dengan syariat agama yang mulia ini. Sebaliknya, jika
terdapat doa-doa atau ritual yang biasa dilakukan untuk mengiringi
keberangkatan dan kepulangan seseorang dari ibadah haji, carilah dulu dasar
pelaksanaannya di dalam Islam. Bagaimana pun, doa dan ritual keagamaan adalah
salah satu bentuk ibadah. Sementara itu, sebagaimana telah disampaikan di atas,
ibadah adalah hak khusus bagi Allah. Dengan demikian, pada dasarnya, segala
macam ibadah adalah haram dilakukan kecuali ada dalil syariat yang
membolehkannya.
Di
Indonesia, berkembang tradisi untuk berpamitan sebelum seseorang berangkat
haji. Dalam tradisi ini, sering kali calon haji meminta doa kepada orang-orang
yang akan ditinggalkan. Untuk itu, adakah doa untuk orang pergi haji yang
diajarkan oleh nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam?
Secara
khusus, tidak ada doa yang diajarkan oleh nabi Muhammad untuk mengantar
kepergian seseorang dalam rangka menunaikan ibadah haji. Walaupun demikian,
terdapat doa yang seyogyanya diucapkan oleh orang yang akan bepergian kepada
orang-orang yang ditinggalkan, yaitu “Astawdi’ukallaaha alladzii laa
tadhii’u wa daa-i’uhu” (aku menitipkan kalian pada Allah, yang tidak mungkin
menyia-nyiakan titipannya). Doa ini diucapkan, sebagaimana teladan Rasulullah
yang diceritakan dalam hadis sahih dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh
Ibnu Majah (no. 2825) dan Ahmad (2: 358).
Adapun,
berdasarkan hadis hasan sahih riwayat Tirmidzi (no. 3443) dan Ahmad (2: 7),
orang-orang yang ditinggalkan hendaknya mendoakan pula dengan ucapan “Astawdi’ullaaha
diinaka, wa amaanataka, wa khowaatiima
‘amalik” (aku menitipkan agamamu, amanahmu, dan perbuatan terakhirmu kepada
Allah). Bisa juga dengan doa “Zawwadakallaahut taqwa wa ghofaro dzanbaka wa
yassaro lakal khoiro haytsumaa kunta” (semoga Allah membekalimu dengan
takwa, mengampuni dosa-dosamu, dan memudahkanmu di mana saja engkau berada),
sesuai hadis hasan/hasan sahih riwayat Tirmidzi (no. 3444).
Demikianlah
doa-doa dari dan untuk orang yang akan bepergian, yang dapat diamalkan pula
sebagai doa untuk orang pergi haji.
Lebih dari itu, sebagaimana adab bepergian jauh, orang yang akan pergi haji
sebaiknya telah menyelesaikan berbagai tanggung jawab dan utang. Adapun,
seorang pemberi nafkah harus memastikan pula ketersediaan nafkah bagi
orang-orang yang menjadi tanggungannya. Jika berbagai urusan tersebut belum
dapat diselesaikan, tapi waktu keberangkatan telah tiba, pastikan pula telah
menunjuk wakil yang akan mengurusnya.
Selengkapnya, sila kunjungi https://umroh.travel/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar